Home » » 4 Hal yang mesti dibenahi jika ingin bersaing di tingkat internasional.

4 Hal yang mesti dibenahi jika ingin bersaing di tingkat internasional.

Written By ABDSI on Tuesday, 20 August 2013 | 23:33

Pertumbuhan perekonomian yang gemilang telah menjadikan pesona Indonesia kian bersinar. Bahkan banyak yang memprediksi Indonesia bakal menjadi salah satu negara yang diperhitungkan di tingkat internasional pada tahun 2050 mendatang. Asal tahu saja, pendapatan domestik bruto Indonesia sudah bertengger di angka US$ 4.000 per kapita.

Meski begitu, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh Indonesia. Aviliani, Sekretaris Komite Ekonomi Nasional mengatakan, perekonomian Indonesia yang ditopang oleh sektor konsumsi masih sangat bergantung pada barang impor. “Sekitar 60% PDB Indonesia disumbang oleh sektor konsumsi. Sayangnya sekitar 70% konsumsi itu adalah barang impor,” katanya. Karenanya, Indonesia pun harus menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah agar bisa mengukuhkan fondasinya jika ingin bersaing di tingkat internasional.

Pertama, memanfaatkan sinergi antara sektor hulu dan hilir. Pasalnya, meski Indonesia memiliki banyak sumber daya alam, mayoritas diekspor dalam bahan mentah. “Sedangkan kita mengimpor untuk produk dari sektor hilir,” katanya.

Kedua, demografi usia produktif yang sangat kuat. Menurut Aviliani, ini merupakan hal yang baik bagi perekonomian sebuah negara. Namun, bukan hal yang tidak mungkin jika kekuatan itu tidak akan berguna jika tidak dapat dimanfaatkan dengan baik. “Mereka akan butuh pekerjaan. Hal inilah yang harus diperhatikan. Jangan sampai perekonomian terhenti, karena menghadapi middle income trap. Pendidikan juga harus menjadi perhatian,” katanya.

Ketiga, kemandirian pangan. Aviliani mengatakan, sudah seharusnya Indonesia memfokuskan diri untuk berinvestasi pada sektor pangan. Sebab hingga kini, sekitar 47% kebutuhan pangan di Negeri ini masih bergantung pada impor. “Banyak yang tidak mau berinvestasi di pertanian karena keuntungannya kecil. Namun ini sektor yang sangat penting,” katanya.

Keempat, memanfaatkan industri kreatif. Aviliani menjelaskan, jumlah industri kreatif di Indonesia sebenarnya sangat banyak. Sayangnya, banyak dari mereka yang hanya bisa memproduksi, namun tidak mengerti ke mana harus menjual. “Karenanya, networking sangatlah penting. Jika itu terjadi, maka pintu bagi industri kreatif Indonesia akan terbuka,” katanya.

sumber: the-marketeers.com

Let's TRADING