“Dengan pendampingan yang berkesinambungan dan menyeluruh pada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), maka dapat dipastikan akan mendorong peningkatan produktivitas nasional, selain itu juga akan mendorong lahirnya wirausaha baru-wirausaha baru lainnya” demikian rangkuman diskusiku di Yogyakarta (13/03/2013) dengan Hendratmo, Business Development Coordinator untuk pengembangan usaha dan bisnis di Indonesia dari sebuah INGO (MC), Economic Development Consultant.
Berdasarkan Data Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigran, saat ini jumlah wirausaha di Indonesia baru sejumlah 570.339 orang atau 0,24% dari jumlah penduduk yang sebanyak 237,64 juta orang. Padahal untuk jadi bangsa maju, dibutuhkan wirausaha minimal 2% dari jumlah penduduk.
Mengutip pernyataan Muhaimin Iskandar, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, di Semarang, Jawa Tengah, (01/06/2013) bahwa “Untuk mencapai jumlah ideal, kita masih butuh tambahan sekitar 4,18 juta wirausaha, sehingga target ideal jumlah wirausaha sebanyak 4,75 juta wirausaha dapat tercapai dalam waktu tidak terlalu lama, untuk itu, pemerintah terus mengembangkan program wirausaha produktif untuk melatih pengangguran mulai dari lulusan SD sampai sarjana”
Bahasan dalam diskusi diungkapkan Hendratmo bahwa “Kemampuan SDM yang masih rendah, kualitas produksi yang kurang, kemampuan untuk inovasi, keterbatasan teknologi serta akses pemasaran adalah permasalahan teknis yang umum dihadapi UMKM”
“Dalam aspek permodalan tidak hanya dalam masalah jumlah modal, akan tetapi juga bagaimana mengelola modal tersebut, seringkali hal ini kurang menjadi perhatian dari para pemangku kepentingan. Sehingga dalam mengatasi hal-hal tersebut diatas, pendampingan usaha seiring kemampuan UMKM sangat perlu dilakukan” ujar Hendratmo.
Selanjutnya Hendratmo, menambahkan “Dalam pengembangan pendampingan dapat dilakukan dalam skema public private partnership untuk mencapai efek yang optimal”
Pernyataan Hendratmo, tentang perlunya pendampingan UMKM ini sangat inline dengan Program Penciptaan Wirausaha Baru Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI – Jawa Barat dan Banten, dengan target group mahasiswa, eks Magang Jepang dan juga masyarakat umum, berdasarkan data Monitoring dan Evaluasi (M&E) triwulan ketiga, telah mampu naikkan omset sejumlah 63% Wirausaha Baru-nya. (Kompasiana, Bank Indonesia, Berhasil Naikkan Omset Wirausaha Baru, 19/09/2013)
Berdasarkan data dalam artikel tersebut “Program dengan label BI-TREPRENEUR ini, berdasarkan data M&E, terdapat sejumlah 88% Wirausaha Baru yang tetap menjalankan usahanya sesuai dengan rencana bisnisnya dan sejumlah 12% Wirausaha Baru melakukan perubahan rencana karena kondisi permintaan pasar. Selanjutnya terdapat 44% Wirausaha Baru yang telah melakukan Diversifikasi Usaha sebagai upaya penganekaragaman produk, bidang usaha maupun lokasi baru untuk menaikkan omset usahanya”.
Dalam kalimat penutup diskusi “Dengan adanya program pendampingan pada UMKM, diharapkan usahanya akan makin tumbuh dan berkembang, mempunyai nilai tambah pada produk dan pengelolaan SDMnya, sehingga makin mampu bersaing di pasaran nasional bahkan internasional”.
Sukses selalu UMKM Indonesia !!
sumber: http://ekonomi.kompasiana.com


