Untuk mendongkrak perekonomian nasional masyarakat tidak cukup sekadar mencintai produk UKM saja, melainkan secara nyata dan loyal, harus membeli produk UKM. Demikian disampaikan Menteri Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Syarief Hasan, di sela-sela launching produk unggulan Sarung Goyor, Tenun Lurik, Tenun Troso, dan batik Provinsi Jawa Tengah dengan pendekatan One Village One Product (OVOP) melalui koperasi di Pendopo Kab. Sragen, Jumat (22/3).
”Berbagai upaya pun terus dilakukan pemerintah, untuk mendukung aktivitas para pelaku koperasi usaha kecil dan menengah (KUKM). Jika aktivitas pelaku KUKM meningkat, maka peluang kerja pun semakin bertambah,” katanya.
Meningkatnya aktivitas pelaku KUKM secara tidak langsung akan mengurangi tingkat pengangguran sehingga jumlah angka kemiskinan pun akan berkurang. Gulungan proses tersebut, pada akhirnya berujung pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Dalam kaitan ini, misi pemerintah dalam pembangunan ekonomi nasional adalah kegiatan yang mampu menjawab tantangan pengangguran dengan kebijakan Pro Job, dapat menjawab tantangan kemiskinan melalui kebijakan Pro Poor, dan menerobos tantangan stagnasi dengan kebijakan Pro Growth.
Melalui aktivitas KUKM, perekonomian nasional terus mengalami kenaikan yang sangat signifikan setiap tahunnya. Pada 2012 lalu saja, kenaikan ekonomi nasional tercatat 6,2 persen. ”Keberhasilan ini membawa Indonesia menempati peringkat kedua setelah Cina, di antara anggota G-20 lainnya,” katanya.
Pendukung atas pertumbuhan ekonomi yang signifikan tersebut, adalah OVOP. ”OVOP menciptakan produk khas daerah tertentu di regional, yang sesuai keinginan konsumen. Jadi, produk yang punya nilai tambah yang menjadi nilai kompetitif produk itu bersaing secara nasional maupun internasional,” ulas Menkop UKM.
Strategi marketing untuk sebuah produk, kata Syarief, tak sekadar produk tersebut memiliki nilai jual, tapi harus memiliki nilai tambah. ”Sebab, nilai tambah itulah yang membuat konsumen mengulang untuk membeli kembali sebuah produk. Jadi, si konsumen bukan hanya sekadar membeli,” papar Menkop UKM.
Karenanya lanjut Menkop, jika OVOP dipahami dan dijalani secara maksimal dan dilakukan secara transparan dan sustainable di seluruh Indonesia, plus adanya keberpihakan dari pemerintah terhadap pelaku KUKM melalui KUR, Dana Bergulir, dan Bantuan Sosial, pada akhiar 2013 pertumbuhan ekonomi nasional dapat mencapai 6,8 persen dan pada 2014 menggapai angka pertumbuhan 7 persen,” tegas Menkop UKM.
Selain menyerahkan bantuan sosial (Bansos) bagi Rintisan Penembangan Produk Unggulan Daerah dengan pendekatan OVOP berbasis koperasi, pada kesempatan itu Kemenkop UKM juga memberi Bansos Pengembangan Koperasi Perkotaan dan Pedesaan serta Revitalisasi Pasar Tradisional, Bansos untuk TPKU, bantuan dana bergulir Direktur Bisnis LPPD-KUKM, dan penandatangan MoU oleh Dirut LLP-KUKM.
Sumber : Rakyat Merdeka


